Rabu, 18 November 2020

KOROSI

 

Apakah kamu pernah mendengar istilah karat atau perkaratan pada besi? Nah, perkaratan yang terjadi pada unsur logam seperti besi disebut juga korosi.

Korosi adalah perubahan logam secara fisika maupun kimia akibat hilangnya fungsi mekanis logam tersebut. Logam seperti besi bisa mengalami korosi jika bersentuhan dengan senyawa asam, air, dan mengalami perubahan suhu dalam jangka waktu yang cukup lama dan secara terus menerus.

Terbentuknya Korosi

Proses terjadinya korosi merupakan proses elektrokimia. Elektrokimia adalah proses terjadinya reaksi redoks (reduksi oksidasi) secara spontan. Contohnya, korosi pada besi akan membentuk oksida besi (Fe2O3.xH2O). Besi akan teroksidasi oleh oksigen dari udara dan akan membentuk korosi.

Faktor-faktor penyebab korosi

1. Air dan kelembapan udara

Air dan kelembapan udara memegang peranan penting pada proses terjadinya korosi. Semakin tinggi kadar uap air di sekitar logam,  semakin mudah logam mengalami korosi.

2. Elektrolit

            Elektrolit merupakan tempat atau media yang menjadi tempat berlangsungnya transfer muatan. Hal itu mengakibatkan oksigen di udara lebih mudah mengikat elektron. Contohnya air hujan yang bersifat asam dan air laut yang bersifat asin mampu menjadi media pemercepat korosi.

3. Permukaan logam yang tidak rata 

            Ternyata, bentuk permukaan logam juga berpengaruh pada kecepatan korosi. Logam yang permukaannya tidak rata akan mudah mengalami korosi. Hal itu diakibatkan oleh terbentuknya kutub-kutub muatan di permukaan logamnya. Kutub muatan tersebut ada yang berperan sebagai anoda dan katoda.

4. Terbentuknya sel elektrokimia

            Terbentuknya sel elektrokimia ini dilatarbelakangi oleh adanya dua permukaan logam yang saling bersinggungan. Jika permukaan logam yang bersinggungan memiliki perbedaan potensial elektroda, maka akan terbentuk sel elektrokimia. Saat terbentuk sel elektrokimia, logam dengan potensial elektron lebih rendah akan melepaskan elektron, sehingga terjadi oksidasi. Nah, oksidasi inilah penyebab utama korosi.

Penggolongan Korosi:

1. Uniform/general  attack (korosi umum)

Korosi yang umum terjadi pada baja akibat adanya reaksi kimia atau elektro kimia yang merata pada permukaan logam

Pencegahannya :

·         penggunaan material yang tepat dan pelapisan (coating),

·         inhibitor (suatu zat yang ditambahkan dalam konsentrasi yang kecil ke lingkungan untuk menurunkan laju korosi),

·         proteksi katodik. 

2. Galvanic corrosion  (korosi galvanis)

·         Terjadi akibat adanya beda potensial antara dua benda yang terhubung secara elektrolit.

·         Logam yang ketahanan korosinya kurang: anodik

·         logam yang ketahanan korosinya tinggi : katodik

3. Proteksi katodik (cathodic protection)

Contoh: galvanisasi (pelapisan) dengan Zn (seng) pada baja. Baja dilapisi Zn bukan karena Zn memiliki ketahanan korosi yang tinggi tetapi karena Zn diumpankan agar terkorosi terlebih dahulu.

4. Crevice corrosion (korosi celah)

  • Korosi lokal yang sering terjadi pada celah atau daerah yang dilindungi.
  • Penyebabnya: adanya larutan yang terjebak pada lubang dari permukaan gasket, lap joint, atau kotoran yang terjebak dibawah baut atau pada kepala rivet.
  • Pencegahannya: sangat sulit. Cara lain dengan mengkondisikan dalam kelembaban yang rendah (low humadity)

5. Pitting corrosion (korosi sumur)

  • Serangan korosi mengakibatkan terjadinya lubang-lubang pada logam. Diameter lubang relatif kecil.
  • Jenis korosi yang sangat berbahaya karena sulit untuk mendeteksi dan mengukurnya secara kuantitatif.
  • Pencegahannya dengan memilih material yang tahan terhadap korosi sumur.

6. Selective leaching (korosi selectif)

Penghilangan satu elemen dari suatu paduan padat melalui proses korosi.

Contoh:

1. Penghilangan Zn pada paduan brass (kuningan)

2. Penghilangan Al, atau Co atau Fe atau Cr dari paduannya.

Pencegahannya:

          mengurangi zat-zat yang agresif pada fluida kerja,

          proteksi katodik,

          mengurangi unsur yang terkorosi, misalnya red brass (15% Zn)

7. Erosion corrosion (korosi erosi)

Proses korosi yang dipercepat dengan adanya gesekan antara fluida korosif dengan permukaan logam.

Pencegahannya:

          Pelapisan (coating) dengan permukaan yang keras.

          Proteksi katodik.

8. Stress corrosion (korosi tegangan)

Sering juga disebut stress corrosion cracking, yaitu retak (crack) yang disebabkan oleh tegangan tarik (tensile stress) dan korosi yang spesifik.  Contoh : hydrogen embrittlement

Pencegahannya:

           proteksi katodik,

           menurunkan beban/tegangan yang bekerja,

           menghilangkan zat-zat yang korosif,

           pelapisan (coating),

           shot-peening atau shot-blasting untuk menghasilkan tegangan sisa tekan.

 

 

1 komentar:

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.2 PEMIMPIN PEMBELAJARAN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA   Oleh : Nining Yuningsih   Pengertian dan Im...