KOROSI
Apakah kamu pernah mendengar istilah karat atau
perkaratan pada besi? Nah, perkaratan yang terjadi pada unsur logam seperti
besi disebut juga korosi.
Korosi adalah perubahan logam secara fisika maupun
kimia akibat hilangnya fungsi mekanis logam tersebut. Logam seperti besi bisa
mengalami korosi jika bersentuhan dengan senyawa asam, air, dan mengalami
perubahan suhu dalam jangka waktu yang cukup lama dan secara terus menerus.
Terbentuknya Korosi
Proses terjadinya korosi merupakan proses
elektrokimia. Elektrokimia adalah proses terjadinya reaksi redoks (reduksi
oksidasi) secara spontan. Contohnya, korosi pada besi akan membentuk oksida
besi (Fe2O3.xH2O). Besi akan teroksidasi oleh oksigen dari udara dan
akan membentuk korosi.
Faktor-faktor penyebab korosi
1. Air dan kelembapan udara
Air dan kelembapan udara memegang peranan penting pada
proses terjadinya korosi. Semakin tinggi kadar uap air di sekitar logam,
semakin mudah logam mengalami korosi.
2. Elektrolit
Elektrolit
merupakan tempat atau media yang menjadi tempat berlangsungnya transfer muatan.
Hal itu mengakibatkan oksigen di udara lebih mudah mengikat elektron. Contohnya
air hujan yang bersifat asam dan air laut yang bersifat asin mampu menjadi
media pemercepat korosi.
3. Permukaan logam yang tidak rata
Ternyata,
bentuk permukaan logam juga berpengaruh pada kecepatan korosi. Logam yang
permukaannya tidak rata akan mudah mengalami korosi. Hal itu diakibatkan oleh
terbentuknya kutub-kutub muatan di permukaan logamnya. Kutub muatan tersebut
ada yang berperan sebagai anoda dan katoda.
4. Terbentuknya sel elektrokimia
Terbentuknya
sel elektrokimia ini dilatarbelakangi oleh adanya dua permukaan logam yang
saling bersinggungan. Jika permukaan logam yang bersinggungan memiliki
perbedaan potensial elektroda, maka akan terbentuk sel elektrokimia. Saat
terbentuk sel elektrokimia, logam dengan potensial elektron lebih rendah akan
melepaskan elektron, sehingga terjadi oksidasi. Nah, oksidasi inilah penyebab
utama korosi.
Penggolongan
Korosi:
1.
Uniform/general attack (korosi
umum)
Korosi
yang umum terjadi pada baja akibat adanya reaksi kimia atau elektro kimia yang
merata pada permukaan logam
Pencegahannya
:
·
penggunaan material yang tepat dan
pelapisan (coating),
·
inhibitor
(suatu zat yang ditambahkan dalam konsentrasi yang kecil ke lingkungan untuk
menurunkan laju korosi),
·
proteksi katodik.
2.
Galvanic corrosion (korosi
galvanis)
·
Terjadi akibat adanya beda potensial
antara dua benda yang terhubung secara elektrolit.
·
Logam yang ketahanan korosinya kurang: anodik
·
logam yang ketahanan korosinya tinggi : katodik
3.
Proteksi katodik (cathodic protection)
Contoh:
galvanisasi (pelapisan) dengan Zn (seng) pada baja. Baja dilapisi Zn bukan
karena Zn memiliki ketahanan korosi yang tinggi tetapi karena Zn diumpankan
agar terkorosi terlebih dahulu.
4.
Crevice corrosion (korosi celah)
- Korosi lokal yang sering terjadi pada
celah atau daerah yang dilindungi.
- Penyebabnya: adanya larutan yang
terjebak pada lubang dari permukaan gasket, lap joint, atau kotoran yang
terjebak dibawah baut atau pada kepala rivet.
- Pencegahannya: sangat sulit. Cara
lain dengan mengkondisikan dalam kelembaban yang rendah (low humadity)
5.
Pitting corrosion (korosi sumur)
- Serangan korosi mengakibatkan
terjadinya lubang-lubang pada logam. Diameter lubang relatif kecil.
- Jenis korosi yang sangat berbahaya
karena sulit untuk mendeteksi dan mengukurnya secara kuantitatif.
- Pencegahannya dengan memilih material
yang tahan terhadap korosi sumur.
6.
Selective leaching (korosi selectif)
Penghilangan
satu elemen dari suatu paduan padat melalui proses korosi.
Contoh:
1.
Penghilangan Zn pada paduan brass (kuningan)
2.
Penghilangan Al, atau Co atau Fe atau Cr dari paduannya.
Pencegahannya:
•
mengurangi zat-zat yang agresif pada fluida
kerja,
•
proteksi katodik,
•
mengurangi unsur yang terkorosi, misalnya red
brass (15% Zn)
7.
Erosion corrosion (korosi erosi)
Proses
korosi yang dipercepat dengan adanya gesekan antara fluida korosif dengan
permukaan logam.
Pencegahannya:
•
Pelapisan (coating) dengan permukaan yang
keras.
•
Proteksi katodik.
8.
Stress corrosion (korosi tegangan)
Sering
juga disebut stress corrosion cracking, yaitu retak (crack) yang
disebabkan oleh tegangan tarik (tensile stress) dan korosi yang
spesifik. Contoh : hydrogen
embrittlement
Pencegahannya:
•
proteksi katodik,
•
menurunkan beban/tegangan yang bekerja,
•
menghilangkan zat-zat yang korosif,
•
pelapisan (coating),
•
shot-peening atau shot-blasting untuk
menghasilkan tegangan sisa tekan.
Apa proteksi katodik
BalasHapus