Kamis, 23 Juli 2020

BAHAN AJAR DASAR PERANCANGAN TEKNIK MESIN

 

Kompetensi Dasar :    3.1 Memahami jenis bahan teknik

 

Bahan  Teknik 

Bahan  Teknik  adalah  semua  unsur  atau  zat  yang  berbentuk  padat,  cair,  atau gas  yang  banyak  digunakan  untuk  kebutuhan  keperluan  dunia  teknik  atau industri [1]. Berbicara tentang bahan teknik (engineering materials), dalam dunia teknik mesin bahan teknik dikelompokan dalam 4 kelompok. Coba lihat paga gambar dibawah ini :

Gambar 1 Bahan teknik [2]

Jenis-jenis-bahan-teknik

bahan-teknik ada tiga bahan teknik ditambah dengan perpaduan dari ketiga bahan tersebut [2]

 

1.      Logam

2.      Keramik

3.      Polimer

4.      komposit.

 

Berikut penjelasan mengenai keempat bahan teknik [3]

1.      LOGAM

a.   LogamLogam besi (ferrous): logam dan paduan yang mengandung besi (Fe) sebagai unsur utama.  Contohnya : besi, baja

b.      Logam non-besi (non-ferrous): logam yang mengandung sedikit atau samasekali tanpa kadar besi.    Contoh : Alumunium (Al), Tembaga (Cu), Nike (Ni), dan lain-lain.

 Logam terutama logam ferrous merupakan bahan yang paling banyak dipakai dalam dunia teknik  mesin,  karena  pada  umumnya  kuat,  ulet,  dan  mudah  dibuat  dalam  berbagai bentuk praktis.

 

2.       Keramik

Keramik adalah bahan yang terbentuk dari hasil senyawa (compound) antarasatu atau lebih unsur-unsur logam (termasuk Si dan Ge) dengan satu atau lebih unsur-unsur anorganik bukan logam;Contoh keramik : silikon oksida, aluminium oksida, kalsiumoksida, magnesium oksida, kalium oksida dan natrium oksida

 3.      Polimer

Polimer merupakan bahan yang memiliki berat molekul > 10.000 , tersusun dari monomer yang saling berikatan kovalen.Contoh polimer : polietilen, polipropilen, polivinilklorid dan lain-lain.Polimer yang dapat dibentuk kembali dengan pemanasan disebut termoplastik, sedangkan yang tidak dapat dibentuk kembali disebut termoset

 4.      Komposit

Komposit merupakan campuran bahan yang tersusun dari dua/lebih bahan dasar dalam skala makroskopis yang sifatnya sangat berbeda dengan sifat masing-masing bahan pembentuknya, contohnya: fiberglass, tripleks, semen-pasir, dan lain-lain.Bahan komposit alam contohnya : kayu, terdiri dari serat selulose yang berada dalam matriks lignin.

 Bahan teknik dapat diklasifikasikan seperti pada gambar di bawah ini:

Gambar 2 Klasifkasi Bahan dalam industri [3]

 

[1]      E. Ferdiansyah, ILMU BAHAN TEKNIK, vol. vi. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, 2013.

[2]      R. Hastomo, “Jenis – Jenis Bahan Teknik,” 2010. [Online]. Available: https://technomesin.wordpress.com/2010/04/02/bahan-teknik-1/. [Accessed: 24-Jul-2020].

[3]      P. P. G. Teknik Mesin, “Pengertian Bahan Teknik dan Klasifikasinya.”

 

Rabu, 01 Juli 2020


Keep Learning (1)
#Edisibingungnulisapa
Minggu lalu dapet chat yang berisi  “keep learning because the world never stop teaching”.
Sekitar 10 atau 11 tahun lalu aku bertanya kepada seorang guru (SMA) tentang managemen ilmu agama sama ilmu lainnya. Jawabnya kurang lebih (duh lupa sih narasinya gimana hehe) “bukan dipisah atau dijadwal tapi bagaimana kita menjalani hidup dengan bingkai keimanan” (gitu lah yah kurang lebih). Guru kimia padahal tapi menjelma sosok yang lebih dari itu.
Mereka adalah guru yang bukan hanya guru di kelas dan sampai saat ini masih tetap jadi guru dan di masa depan beliau akan tetap begitu.
Kata-katanya selalu membekas dan merasa jadi begitu istimewa ditengah rasa insecure. Nyatanya banyak cara untuk mengajar. Not just in class about subject. Lebih dari itu, pelajaran tentang hidup lebih penting tentunya. Bekalnya juga harus banyak karena kehidupan itu luas. Juga harus selalu di upgrade, nyatanya kehidupan berkembang seiring berkembangnya zaman (IPTEK). Yah itu yang aku rasakan.
Terkadang sesuatu yang sudah kita ketahui pun harus selalu di kreasikan. Diskusi merupakan sesuatu yang meaningfull. Banyak insight yang dapat kita dapatkan atau kita sadari bahwa itu hal yang kita butuhkan dan harus kita lakukan. Padahal awalnya itu sudah ada di luar kepala.
Sekolah bukan hanya mengetahui tentang biologi (bagaimana tubuh itu begitu kompleks), kimia (bagaimana suatu zat bisa jadi bermanfaat atau berbahaya), fisika (bagaimana segala sesuatu yang ada di muka bumi ini dapat dijelaskan secara ilmiah), geografi (bagaimana bumi beperilaku, eh bener ga sih?), ekonomi (bagaimana teorinya Adam Smith jadi mindset para pedagang, sadar atau tidak) dan lainnya.
Lebih dari itu, sekolah membentuk karakter. Dan itu bukan hanya ada di buku mapel. But how to improve with that. Yang dibituhkan adalah mindset. Dan aku mendapatkannya dari guru aku (baik guru di kelas atau di luar kelas/eskul/UKM) lebih tepatnya yang menangani secara langsung. Disaat diri ini merasa di titik terendah, mereka selalu ada dan selalu senang jika aku cerita hingga memberikan insight yang baru.
Sering sekali mendapat kata “bu sekarang mah cerita aja bu”, bu bosen belajar,erita pengalama ibu aja” dan sejenisnya. Awalnya aku pikir itu alasan mereka karena malas belajar (75% memang iya sih). Tapi kalau dipikir lagi, itu kesempatan aku untuk berbagi pengalaman karena aku juga belajar banyak justru dari kisah para guru aku. termotivasi bagaimana mereka bisa jadi seperti saat itu, bagaimana menghadapi pandangan orang lain saat memilih keputusan yang berbeda dari kebanyakan orang lain, dan lainnya. Yah, intinya pelajaran hidup sih.
Guru/dosen/mentor apapun namanya, rupanya kini (dalam benakku) menjelma menjadi seseorang yang mungkin tidak mampu mengubah semua orang di dunia, tapi mampu mengubah dunia seseorang. Dulu aku bekerja keras gimana caranya untuk keluar dari circle itu, tapi kini aku ingin memberikan yang terbaik untuk mejadi seperti itu. Seperti guru-guru aku yang telah mengubah hidup aku.
family? Of course, they are my first teacher

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.2 PEMIMPIN PEMBELAJARAN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA   Oleh : Nining Yuningsih   Pengertian dan Im...