Keep Learning (1)
#Edisibingungnulisapa
Minggu lalu dapet chat yang berisi “keep learning because the world never stop
teaching”.
Sekitar 10 atau 11 tahun lalu aku bertanya kepada seorang
guru (SMA) tentang managemen ilmu agama sama ilmu lainnya. Jawabnya kurang
lebih (duh lupa sih narasinya gimana hehe) “bukan dipisah atau dijadwal tapi
bagaimana kita menjalani hidup dengan bingkai keimanan” (gitu lah yah kurang
lebih). Guru kimia padahal tapi menjelma sosok yang lebih dari itu.
Mereka adalah guru yang bukan hanya guru di kelas dan sampai
saat ini masih tetap jadi guru dan di masa depan beliau akan tetap begitu.
Kata-katanya selalu membekas dan merasa jadi begitu istimewa
ditengah rasa insecure. Nyatanya banyak cara untuk mengajar. Not just in class
about subject. Lebih dari itu, pelajaran tentang hidup lebih penting tentunya.
Bekalnya juga harus banyak karena kehidupan itu luas. Juga harus selalu di
upgrade, nyatanya kehidupan berkembang seiring berkembangnya zaman (IPTEK). Yah
itu yang aku rasakan.
Terkadang sesuatu yang sudah kita ketahui pun harus selalu
di kreasikan. Diskusi merupakan sesuatu yang meaningfull. Banyak insight yang
dapat kita dapatkan atau kita sadari bahwa itu hal yang kita butuhkan dan harus
kita lakukan. Padahal awalnya itu sudah ada di luar kepala.
Sekolah bukan hanya mengetahui tentang biologi (bagaimana
tubuh itu begitu kompleks), kimia (bagaimana suatu zat bisa jadi bermanfaat
atau berbahaya), fisika (bagaimana segala sesuatu yang ada di muka bumi ini
dapat dijelaskan secara ilmiah), geografi (bagaimana bumi beperilaku, eh bener
ga sih?), ekonomi (bagaimana teorinya Adam Smith jadi mindset para pedagang,
sadar atau tidak) dan lainnya.
Lebih dari itu, sekolah membentuk karakter. Dan itu bukan
hanya ada di buku mapel. But how to improve with that. Yang dibituhkan adalah
mindset. Dan aku mendapatkannya dari guru aku (baik guru di kelas atau di luar
kelas/eskul/UKM) lebih tepatnya yang menangani secara langsung. Disaat diri ini
merasa di titik terendah, mereka selalu ada dan selalu senang jika aku cerita
hingga memberikan insight yang baru.
Sering sekali mendapat kata “bu sekarang mah cerita aja bu”,
bu bosen belajar,erita pengalama ibu aja” dan sejenisnya. Awalnya aku pikir itu
alasan mereka karena malas belajar (75% memang iya sih). Tapi kalau dipikir
lagi, itu kesempatan aku untuk berbagi pengalaman karena aku juga belajar
banyak justru dari kisah para guru aku. termotivasi bagaimana mereka bisa jadi
seperti saat itu, bagaimana menghadapi pandangan orang lain saat memilih keputusan
yang berbeda dari kebanyakan orang lain, dan lainnya. Yah, intinya pelajaran
hidup sih.
Guru/dosen/mentor apapun namanya, rupanya kini (dalam
benakku) menjelma menjadi seseorang yang mungkin tidak mampu mengubah semua
orang di dunia, tapi mampu mengubah dunia seseorang. Dulu aku bekerja keras
gimana caranya untuk keluar dari circle itu, tapi kini aku ingin memberikan
yang terbaik untuk mejadi seperti itu. Seperti guru-guru aku yang telah
mengubah hidup aku.
family? Of course, they are my first teacher
Tidak ada komentar:
Posting Komentar