Listrik Dinamis
Listrik dinamis Listrik
dinamis mempelajari tentang muatan-muatan listrik yang bergerak, yang disebut
sebagai arus listrik. Arus listrik adalah aliran elektron-elektron
melalui suatu penghantar dari potensial rendah ke potensial tinggi (disebut
arus elektron). Perjanjian yang masih berlaku saat ini menetapkan “Arus
listrik sebagai aliran partikel-partikel bermuatan positif melalui
suatupenghantar dari potensial tinggi ke potensial rendah”. Arah aliran
arus listrik berlawanan dengan arah aliran elektron. Kuat arus listrik
disefinisikan sebagai banyaknya muatan listrik yang mengalir melalui penampang
suatu penghantar tiap satuan waktu. Satuan kuat arus listrik dalam SI adalah
coulomb/sekon (C/s) atau disebut Ampere (A). Alat yang digunakan untuk
mengukur kuat arus listrik yang melalui suatu rangkaian listrik adalah
amperemeter. Amperemeter harus dipasang secara seri dengan komponen listrik
yang akan diukur kuat arusnya. Kuat arus listrik yang mengalir melalui suatu
penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung-ujung penghantar, asal
suhu penghantar tersebut tidak berubah. Perbandingan tegangan (V) dengan kuat
arus (I) adalah tetap dan disebut hambatan (R).
Satuan hambatan
dalam SI adalah volt/ampere (V/A) atau disebut ohm (Ω).
Tidak
semua jenis bahan dapat menghantarkan arus listrik dengan baik. Ada bahan yang
dapat menghantarkan arus listrik dengan baik ada pula bahan yang sangat buruk
menghantarkan listrik. Alat yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik pada
suatu rangkaian listrik adalah voltmeter. Voltmeter harus dipasang paralel
dengan bagian rangkaian atau komponen listrik yang akan diukur tegangannya.
Hambatan atau lampu dapat dirangkai secara seri, paralel, ataupun gabungan
antara seri dan paralel. Hambatan pengganti seri sama dengan jumlah tiap-tiap
hambatan. Hambatan-hambatan yang disusun seri berguna untuk memperbesar
hambatan serta sebagai pembagi tegangan. Hambatan-hambatan yang disusun paralel
berguna untuk memperkecil hambatan serta sebagai pembagi arus. Hukum Kirchhoff
pada rangkaian tertutup dapat digunakan bila rangkaian tidak dapat
disederhanakan menggunakan kombinasi seri dan paralel.
HUKUM OHM
Arus listrik sebenarnya adalah aliran partikel bermuatan negatif (elektron bebas). Penentuan arah arus ini didasarkan pada kesepakatan historis, karena mula-mula dianggap bahwa adanya arus listrik pada logam itu, disebabkan oleh gerakan muatan positif, sedangkan yang sebenarnya yang bergerak adalah elektron
Di alam ini tidak
ada bahan isolator maupun bahan konduktor yang sempurna yaitu suatu bahan yang
sama sekali tidak dapat mengantarkan arus listrik, maupun suatu bahan yang
tanpa mempunyai hambatan. Mudah tidaknya suatu arus mengalir pada suatu
penghantar dinyatakan dalam Hukum Ohm. Hukum ini berasal dari hasil percobaan
George Simon Ohm (1787 – 1854)
yang menunjukkan
adanya hubungan antara arus, beda potensial dan hambatan: “Kuat arus yang
mengalir pada
suatu penghantar berbanding lurus dengan beda potensial antar kedau ujung penghantar
tersebut dan berbending terbailk dengan hambatannya”. Secara matematis ditulis:
Menurut hukum Ohm semakin besar tegangan listrik semakin besar pula arus yang mengali dalam rangkaian. Perbandingan tegangan listrik dengan kuat arus (I) adalah tetap. Hasil bagi ini dinamakan hambatan listrik atau resistansi. Setiap jenis bahan memiliki hambatan jenis yang berbeda-beda, makin besar hambatan jenis, makin besar pula hambatan listriknya. Dalam kemampuannya menghantarkan arus listrik, jenis bahan digolongkan menjadi konduktor, isolator
dan semikonduktor.
Tulisan ini
diambil dan diolah dari sumber:
http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/KONSEP_DASAR_FISIKA/BBM_11__%28Listrik_Dinamis%29_KD_Fisika.pdf